Laman

Selasa, 19 April 2011

Perempuan dan Biola Putih


Perempuan itu sedang memegang sebuah biola berbahan kayu dan bercat putih. Tidak seperti biola pada umumnya yang berwarna kecoklatan dengan lapisan yang mengkilap, yang ini terlihat biasa saja. Perempuan itu seperti sedang menunggu anak laki-lakinya yang sedang berlatih di tempat itu.

Saya duduk disampingnya.

Tidak lama setelah itu, perempuan itu berdiri, hendak meninggalkan tempat duduknya. "Bolehkah saya meminjam biola itu?" Tanya saya. "Ya, silakan." Kata perempuan itu, sedikit cuek.

Saya selalu senang mendengar suara alat musik gesek yang satu ini. Apalagi dipadukan dengan berbagai alat musik yang lain. Entah piano, gitar, bahkan full band seperti yang saya temukan di grup musik Bond, semuanya adalah kesukaan saya. Walaupun demikian, saya tidak pernah bisa dan belum pernah menyentuh biola sekalipun. Hiks. Jadi jangan berpikir bahwa saya bisa memainkan alat musik ini..

Kekaguman saya pada alat musik ini membuat saya juga ikut mengagumi orang-orang yang bisa bermain biola. Saya belum pernah memainkan alat ini, sehingga saya begitu penasaran bagaimana rasanya menyentuh alat ini, memainkannya dan mendengar bunyinya di tangan saya.

Perempuan itu melihat saya meraih biola berwarna putih tersebut. Saya mulai menaruh badan alat musik tersebut di pundak saya, dan tangan saya yang satunya mulai memainkannya…

Tiba-tiba terdengar serangkaian nada yang keluar. Hati saya begitu berdebar-debar. Antara senang dan bingung. Senang karena saya bisa menyentuh biola tersebut, bingung karena saya yang tidak pernah memegang biola tiba-tiba bisa memainkan nada-nada yang tidak kacau. Setidaknya, nada-nada itu terdengar indah di telinga saya. Entah bagaimana di telinganya. :P

Tidak berlama-lama lagi, saya berhenti memainkan nada-nada yang singkat itu dan segera meletakkan biola tersebut. Hati saya masih berdebar-debar. Saya melihat perempuan itu tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

"Terima kasih," kata saya.

Berusaha untuk tidak terlihat gugup, saya kemudian bertanya,

"Berapa harga biola ini?"

"Lima belas juta," katanya tegas.

"HAH?? Wah tentu mahal sekali.." ganti berdebar, saya malah kaget. Ditambah ada sedikit kekecewaan di nada saya. Menyadari bahwa harga alat musik yang keren tersebut ternyata sangat jauhh dari jangkauan saya.

"Kalau kamu mau, ambil saja," katanya. Tanpa senyum, tanpa melihat ke mata saya.

Saya ternganga. "Benarkah?" saya tidak peduli dengan apa pun ekspresinya. Saya hanya ingin memastikan bahwa apa yang saya dengar barusan tidak salah. "Benarkah Anda memberikan ini buat saya?"

"Ya, ambil saja. Tapi kamu harus membeli tas untuk penyimpanannya sendiri ya, harganya sekitar Rp 250.000. Saya tidak memilikinya." Katanya sambil menyerahkan biola tersebut kepada saya.

Saya masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi pada saya. Sebuah alat musik yang saya idamkan. Ditambah lagi harganya yang belasan juta yang tidak mungkin dan mampu saya keluarkan hanya untuk memperoleh alat musik ini. Hati saya tiba-tiba penuh dengan ucapan syukur. "Terima kasih" kata saya penuh haru. Saya mengimpikan untuk memiliki alat ini dan bila saya mendapatnya sekarang, tentu saya akan berlatih dengan baik!

Dengan perasaan gembira, saya segera berlalu dari hadapannya, menemui ibu saya dan menceritakan hal ini. Ibu saya terharu dan hampir menangis. "Kamu tidak boleh hanya membeli tas penyimpan biola itu saja, ini ambilah uang ini dan berikan kepadanya," katanya. Saya menerima uang tersebut dan kembali menemui perempuan tadi.

"Anak saya tidak suka bermain biola. Dan saya melihatmu menyukainya. Jadi ambil saja." Kata perempuan itu. Saya berharap dan memastikan diri saya bahwa ini bukan mimpi. Seorang perempuan yang murah hati yang tidak saya kenal memberikan saya sebuah biola yang sangat bernilai. Tanpa mengharapkan apapun dari saya. Hanya karena saya terlihat menyukai biola tersebut dan *mungkin* tidak sanggup membelinya. Apapun alasannya. Saya sangat bersyukur karena biola tersebut sekarang berada di tangan saya.

Tiba-tiba dalam hati saya yang bersemangat itu, muncul pengertian yang mengingatkan saya akan talenta-talenta yang telah Tuhan berikan. Saya tidak pernah sanggup untuk "membelinya" karena semuanya adalah pemberian. Biola yang berharga 15 juta yang diberikan kepada saya membuat saya otomatis berjanji dalam hati untuk tidak menyia-nyiakan pemberian yang berharga ini. Saya harus berlatih. Bagaimana dengan talenta saya? Harganya JAUH LEBIH TINGGI dari pemberian apapun yang ada di dunia ini. Apa yang saya lakukan dengan pemberian tersebut adalah cara saya menghargai talenta saya.


 

Kemudian, dalam sekejap saja, saya perlahan-lahan terasa sedang membuka mata saya. Saya melihat jam dinding saya. Saya berada di kamar saya.

Ternyata saya hanya bermimpi. T.T


 

==================

Hari ini saya merenungkannya kembali. Selain tentang talenta, saya teringat dengan pengorbanan Tuhan Yesus bagi saya. Keselamatan yang tidak akan pernah dapat saya peroleh dengan apapun juga, selain menerima dan beriman kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat saya. Keselamatan yang Dia berikan saya sangat mahal harganya.

Harap mengerti. Saya tidak sedang menghubungkan setiap detil yang terjadi dalam kejadian di mimpi saya terhadap keselamatan. Poin saya pada semangat saya untuk tidak menyia-nyiakan pemberian yang sangat berharga itu, pada saat itu. Untuk sebuah biola saja bisa timbul perasaan seperti itu, bagaimana dengan keselamatan yang telah Tuhan berikan. Apakah yang saya lakukan. Bila saya telah mempercayai bahwa saya telah menerima keselamatan yang diberikan Tuhan, tentu seharusnya saya tidak menyia-nyiakan kekuatan dalam kasih karunia itu dalam hidup saya sebagai bentuk penghargaan atas kebaikan-Nya kepada saya.

Mimpi yang sangat indah. Biola putih yang begitu berharga, dan nada-nada yang indah telah berlalu. Tapi pengertian tersebut tetap mengalun dengan indah di dalam hati. Hari ini saya ingin memperdengarkan "nada-nada" indah dari biola putih tersebut. Walaupun hanya melalui tulisan. Namun, semoga bisa didengarkan oleh semua orang yang mengasihi Allah.


 

Selamat menyongsong dan merayakan Paskah.

" Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." 2 Pet 1:3

"Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya." 2 Pet 3:18


 


 

Tetap semangat dlm perjalanan imanmu ya! :D