Laman

Selasa, 18 Februari 2014

Kenangan Cerita Ayah


Malam ini ada yang berbeda di toko. saya bertanya tentang dulu bagaimana ayah bekerja di tempat kerjanya yang lama. Ayah pernah jadi sales, lalu kepala gudang, sementara ibu menjaga toko di rumah sambil membesarkan kami yang masih kecil ini. ini untuk pertama kalinya saya bertanya seperti itu ke ayah saya. Dan dia terlihat antusias menceritakan pengalaman-pengalaman hidupnya. saya jadi ikut terkagum-kagum melihat semangat kerja dan daya juangnya waktu itu. dari sanalah orang tua saya juga akhirnya bisa membeli beberapa mobil angkutan umum yang yah walaupun juga harus kredit dan dibantu seorang teman tapi tidak membutuhkan waktu yg lama untuk melunasinya.

Ayah tidak panjang bercerita tapi ada saat dimana saya akhirnya merenung.

Mereka melalui berbagai hal yang tidak enak. Disalah mengerti. Dicurigai.  Dan berbagai tantangan lainnya. Mobil itu mungkin sudah tidak ada lagi. Tapi ceritanya masih ada. Masih berkesan. Masih menyentuh. Masih menginspirasi. Orang tua saya mungkin tidak memberikan harta yang cukup banyak untuk dinikmati anak dan cucu, tapi hari ini saya mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekadar harta materi. Saya merasa lebih mengenal ayah saya, saya mendengar ceritanya. Saya belajar sesuatu yg baik dari pengalaman hidupnya. Dan itu pasti akan menjadi harta yang berharga bukan cuman untuk kami anak-anaknya, tapi buat anak-anak kami nantinya.

Buat kita yang masih punya orang tua, apapun keadaan mereka, kita bisa belajar sesuatu dari hidup mereka asalkan kita mau lebih banyak duduk mendengar. Mereka bukan malaikat, jadi masih bisa berbuat salah, masih bisa menyakiti hati kita, tapi apapun keadaan mereka, Tuhan telah memilih orang tua yang terbaik untuk kita, sama seperti Dia juga telah memilih anak (kita) yang terbaik untuk mereka. Pasti selalu ada tujuan mengapa kita ada dalam sebuah keluarga.

Buat kita yang akan menjadi orang tua, sedang menjadi orang tua, saya berefleksi dari apa yang orang tua saya lakukan, karena mereka sering bercerita tentang ayah ibu mereka. Harta pasti habis, tapi kenangan akan tetap tinggal. Jadi mari berikan lebih banyak kenangan manis untuk anak-anak kita agar mereka tahu bahwa mereka dikasihi, berharga dan hidup mereka layak diperjuangkan dan ketika mereka nanti menjadi orang tua bagi anak-anak mereka, mereka mengikuti teladan kita.


We may not be able to prepare the future for our children, but we can at least prepare our children for the future. - President Franklin D. Roosevelt