Laman

Rabu, 04 Januari 2012

Thank You, Family! :)

Hari ke-4 di bulan Januari..

Start from my family..
Papa, Mama, koko and adik..

Akhir2 ini baru sadar kalo ada pelajaran2 tertentu yg Tuhan ingin saya pelajari dari, dalam, bersama keluarga.. Dan itu banyaaaaaakkkk sekali. :D

Ini mungkin ada pengaruh dari akibat 3 tahun merantau pas SMP dan 4 thn merantau pas kuliah, sering LDR an deh hahaha.. hm, akhirnya mungkin disuruh balik Ambon, utk "sekolah hati". Hahaha..

Yayaya.. Saya tahu ini persiapan. Dan saya belajar untuk tidak menyepelekan persiapan2 yg ada, tetap setia, fokus, tetap maju dan tidak menyerah.

Dalam keluarga saya belajar mengasihi.
Belajar utk mengutamakan yg lain sekalipun merasa juga perlu diutamakan,

belajar utk memahami yg lain sekalipun merasa juga perlu dipahami,

Belajar utk mengasihi karena krn siapa mereka : Keluarga. Sekalipun. Sekalipun. Sekalipun.

Di keluarga saya tidak bisa cuek, saya tidak bisa hidup utk diri saya sendiri, karena kesendirian saya mempengaruhi keluarga saya, begitu pula sebaliknya,

Di keluarga kita mengharapkan mereka mengerti kita yg sedang berproses dan skaligus kita juga mau mengerti mereka yg juga lagi berproses :D

Di keluarga semua anggotanya penting, apa yg mereka butuhkan dan inginkan itu juga penting,
Jadi saya belajar melihat dengan lebih bijak mana yg lebih penting di atas penting-penting itu

Di keluarga kita belajar berkata-kata yg positif sekalipun kita menerima kata-kata yg negatif,

Keluarga itu paling gampang memberi kita semangat dan juga paling gampang bikin kita kecewa,

Unconditional Love.

Tapi di keluarga kita belajar mengasihi karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita. Kita mengasihi supaya kasih Tuhan dapat menjamah anggota keluarga. Kita mengasihi supaya setiap anggota dapat belajar dari kasih Tuhan dan Pribadinya yg mengasihi kita sekalipun dalam kekurangan.

Setiap kali kita bertanya, kenapa kita harus mengasihi, Tuhan menjawab, "karena Aku telah mengasihimu". Jadi kita selalu punya cukup kasih utk mengasihi.
Ketika kita memutuskan utk mengasihi, Tuhan memberi kita kekuatan utk mengasihi. Karena Dia adalah kasih.

Manusia mengecewakan, tak terkecuali keluarga.
Kita belajar "ditolak" di keluarga supaya kita tidak cepat tawar hati ketika ditolak oleh dunia.
Supaya kita sadar bahwa hanya Tuhan satu-satunya yg menjadi penopang hidup kita.

Saya ingat kalo kita sering bilang ttg bbrp gereja, atau bbrp persekutuan, atau kelompok, "serasa di rumah", "seperti keluarga".. Pertanyaannya rumah, atau keluarga yg mana? :p

Awal2nya saya sih setuju2 aja. Tapi sejak saya berproses (lagi) di rumah, saya pikir kadang kita sering bilang gitu krn mengalami hal-hal yg enak aja.

Gambaran rumah/keluarga kadang bertentangan dgn apa yg digambarkan oleh persekutuan/organisasi/komunitas di luar sana. Tidak se-HOT yg kita pikirkan. Karena ketika kita sampai di rumah, kita mengalami yg berbeda. Atau pernah ga kita mikir, bagaimana dgn mereka yg berasal dari brokenhome?

Jadi kupikir, yg membedakan keluarga dgn komunitas/organisasi di luar itu apa? KOMITMEN.
Kalo kita ga senang/ gak cocok sama pemimpin/org2 tertentu, kita bisa bilang keluar, maka muncullah kata, mantan bos, mantan pegawai, mantan koordinator, dsb. Tapi ga ada sih mantan anak, mantan ayah, mantan ibu, mantan kakek dsb :D

Keluarga itu bukan orang-orang disekitar kita yg kita harap agar mereka memahami kita,
Tapi keluarga itu sebenarnya ttg kita yg memahami dan mengasihi mereka sekalipun mereka penuh kelemahan.

Saya pikir, kita kadang kehilangan arti keluarga karena kita sering menuntut orang lain utk bersikap seperti apa yg kita inginkan dan akhirnya kita lupa untuk menjadi anggota keluarga yg sebenarnya.*yg-sebenrnya-kita-harapkan-itu*

Ya begitulah.
Moga di tahun ini kita semua bisa jadi anggota keluarga yg lebih baik lagi. Resolusiku sih begitu.*attitude* :D

Tahun ini saya bersyukur utk awal yg baik di keluarga saya. Duduk makan bersama dan ngobrol tentang pelayanan :D asik! Praise God.

Tuhan berkati samua keluarga! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar