Laman

Senin, 18 Oktober 2010

Terigu-terigu yang siap dibagi..

17 September 2010



Malam itu. Kami masih sibuk seperti biasa. Yaaahhh… biasalah, jaga toko.

Tapi yang tidak biasa pada hari itu adalah, sibuk tanpa orang tua.. Iyaahh.. soalnya mereka sedang pergi untuk menghadiri pernikahan temannya mereka..Akhirnya akuulaahh.. yang bertindak sebagai “orang-tua”. Mengontrol semua stock2 barang di toko, dan mulai mengatur adik2ku untuk menambahnya. Hehehe… nah, termasuk pekerjaan membungkus terigu. Yah memang sekalipun orang tuaku ada, tapi aku juga sering melakukannya bila nemu stock eceran lagi kosong….



laluuu aku pun mulai membungkus terigu…. Satu kilo, dua kilo, tiga kilo.. aku memasukannya dalam ember yang jaraknya sekitar 3-4 meter dari tempatku berdiri tadi. Lalu aku melanjutkan lagi sementara adikku sedang bermain hape, sepupuku sedang “entahlah ngapain” dengan mamanya…



dan tak terasa sudah sekitar lebih dari 5 kilo terigu yang sudah selesai aku bungkus tapi masih ada di sekitarku.. +.+.

Aku memang sengaja untuk tidak meminta siapapun untuk mengambil dan memasukannya dalam ember.. kenapaa?? Masalahnya, itu adalah pekerjaan yang sehari-hari yang sudah dilakukan. Bila ayahku yang membungkus, kami pasti siaga untuk memasukannya dalam ember. Jadi terigu tersebut tak akan dibiarkan untuk lama-lama di sekitar ayah saya…



Tapi kali ini tidak,. Herannya mereka, adik2ku ituuu bolak-balik di tempat aku berdiri dan tidak ada reaksi apapun untuk membawa terigu2 itu dan memasukannya di ember. Alhasil sekitar belasan bungkusan terigu aku biarkan di sekitarku dan memenuhi karung beras. Aku berusaha kendalikan diriku, sekalipun aku ingin marah.. *ya ampuunn adik-adikuu* mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing.. Gak peka, gak mau peduli, gak mau melihat kalau disini lagi butuh “bantuan”. Sebenarnya aku memang lagi buru-buru membungkus sekarung terigu itu sebelum jam 9 malam, toko kami tutup. Jadi aku konsen untuk membungkus dan berharap ada yang memasukannya dalam ember. Nyatanya, tidak ada.. dhuer.



Aku menunggu sambil terus membungkus terigu itu. Karung tempat aku menitip terigu tadi semakin penuh. Dan terigu di karungku sudah semakin sedikit, tapi tidak ada yang peduli. Oh my……..

Dan disitulah. Lagi2 Tuhan ngomong lewat kejadian terigu itu. Tuhan ini hobby kok ngomong di toko.. hehe..



“Berkat-berkat sudah Aku sediakan, Fan. Dan Aku sedang menunggu orang yang mau datang padaKu dan membagikannya kepada orang lain. Berkat-berkat sudah Aku sediakan, dan Aku sedang menunggu orang yang mau jadi jawaban bagi orang lain.”



Hayoo… sambil bungkus terigu aku diingatkan kalo seperti terigu yang sudah siap itu...Ituuuuu tugas kita, gereja. Orang-orang percaya, yang punya persekutuan dengan Tuhan, pengikut Kristus, orang Kristen. Berkat sudah disediakan Tuhan. Potensi sudah Tuhan berikan. Kemampuan dan kapasitas oleh anugerahNya, telah diberikan. Sekarang Tuhan Tanya, siapa yang peduli? Siapa yang mau datang dan lihat? Siapa yang mau keluar dari zona nyaman, siapa yang mau keluar dari urusan pribadinya dan mulai membagikan “terigu-terigu” itu kepada mereka yang membutuhkan? Apakah Tuhan bisa melakukannya sendiri? Apakah aku bisa menaruh terigu-terigu itu sendiri?

Ya tentu saja aku bisaaa. Ayolah. TENTU SAJA TUHAN BISA.



Tapi kenapa Tuhan juga memilih untuk menunggu orang-orang yang mau dipake untuk membagikan terigu itu? Heyy..apa sih yang membanggakan selain dari kita bisa dipakai Tuhan jadi rekan kerja-Nya untuk jadi berkat bagi orang lain? Hal yang paling luar biasa ketika kita meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita adalah kita akan mempunyai hubungan yang intim dengan-Nya. ITU LUAR BIASA. ITU MENGAGUMKAN!! yah waktu kita memutuskan untuk memberi, Tuhan pun akan menambah kapasitas, kita juga bisa memaksimalkan potensi dan kemampuan dalam membagi2 dan menyalurkan berkat... Oh seandainya saja, adik-adikku itu tahu, kalo dengan mengangkat terigu kilo2an itu termasuk latihan angkat beban yang membentuk otot2 mereka, dan membuat mereka jadi lebih sehat. Hehehe.. pekerjaan juga akan menjadi lebih cepat selesai!! Hmm!! Tapi sayangnya sampai jam 9 lebih, ketika aku memutuskan untuk menutup toko, baru sepupuku sadar kalo ada tumpukkan terigu sebegitu banyaknyaa,, huah… yaahh.. akhirnya di ending semua pada sibuk bikin ini itu.. coba dari tadi kek.. huehehe...



Yah itulah yang Tuhan sampaikan. Mengingatkan bahwa. Terigu-terigu dalam hidup kita, jawaban atas setiap permasalahan, damai sejahtera, sukacita,kreativitas, kuasa, apa saja yang kita sebenarnya mungkin orang lain butuhkan atau kita sendiri butuhkan, sudah tersedia. Karena Dia produsennya. Karena Dia sumbernya.

Mari datang padaNya, Tanya/ Buka mata. Buka mata. Siap tangan. Atau kalau sudah merasa mungkin terigu itu sudah ada di tangan kita, mari mulai membagi, mari mulai melangkah, mari mulai berkarya, mari mulai bertindak.

Tuhan sedang menunggu kita. Karena terigu-terigu itu sudah siap untuk dibagikan.



Ladang telah menguning, siap untuk dituai.



Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga (Efesus 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar